Creative Parenting : Hyper Parenting

Setiap orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik dalam mewujudkan masa depan yang cerah bagi anak-anaknya, seperti pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi, pemenuhan kebutuhan anak, hidup yang layak, penghasilan yang tinggi dan kebahagiaan. Ada beberapa hal yang kerap kali dilupakan oleh orang yaitu anak diciptakan dengan karakter dan kepribadian yang berbeda-beda, sehingga mereka juga mempunyai impian dan cita-cita yang berbeda. Dengan dalih memberikan segala yang terbaik dan mempersiapkan masa depannya, beberapa orang tua menerapkan aturan mutlak dalam pola asuh anak. Aturan mutlak tanpa kompromi ini biasa disebut hyper parenting. Perilaku hyper parenting seperti : menerapkan kedisplinan yang berlebihan, membatasi gerak dan sosialisasi anak, membanding-bandingkan kemampuan anak dengan kemampuan anak lain yang lebih hebat, dan menerapkan standar tinggi dalam pencapaian prestasi tentu menimbulkan tekanan pada pola pikir anak. Ada beberapa dampak yang terjadi jika anak dalam keadaan hyper parenting :

1.       Anak Merasa Terkekang
Anak-anak dengan tumbuh kembang yang baik adalah anak-anak yang mampu bereksperimen, bereksplorasi dan menentukan cita-cita mereka. Namun dengan tekanan yang diberikan orangtua, anak-anak justru merasa tidak memiliki hak untuk menentukan/tertutup. Hal inilah yang membuat anak enggan melakukan hal-hal yang ia inginkan bahkan cenderung terkekang.

2.       Anak berperilaku menyimpang
Anak memiliki sifat ekspresif lebih besar dari orang dewasa. Jika anak merasa tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, hal ini bisa mengarahkan anak kepada hal-hal menyimpang seperti mengacuhkan orangtua, membantah kehendak orang tua bahkan besar kemungkinan mencapai level kekerasan yang anak lakukan kepada orang lain.

3.       Sering sakit
Penyakit bermula dari pikiran. Bayangkan, jika anak merasa memiliki masalah yang tidak dapat ia ungkapkan, tentunya mmepengaruhi kondisi psikologisnya terlebih ia sering mengeluh sakit pada bagian kepala. Beberapa anak memendam ketakutan berlebihan pada orangtua jika melakukan kesalahan. Amarah orang tua bisa membuat anak menjadi takut bertindak dan mengganggu syaraf anak. Akibatnya anak aka mengalami kurangnya nafsu makan dan badan yang semakin lemah.


sumber : berbagai sumber

Komentar

Postingan Populer