Creative Parenting : Mengatasi Anak yang Tertutup dan Pendiam


Ada anak yang bisa langsung berbaur dan bergaul dengan teman-temannya, termasuk teman yang baru dikenalnya. Meski begitu, tidak sedikit dari mereka yang diam, pasif, dan sulit bergaul. Di luar gangguan perkembangan kemampuan bahasa, anak yang pendiam umumnya dipengaruhi faktor tidak terbiasa ekspresif atau sifatnya tertutup. Meski begitu, tetap perlu ada tindakan dari orang tua karena anak harus belajar mengekspresikan pikiran/perasaan. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, berikut beberapa caranya:

Jangan hanya menerima anak apa adanya. Temukan potensi diri anak yang sebenarnya.
Temukan hal yang menarik perhatian anak. Hal ini bisa menjadi cara tepat untuk menghadapi anak yang tertutup karena anak bisa menjadi sangat fokus,bersemangat dan menyenangkan jika dipertemukan dengan hal yang disukainya.

Anak yang tertutup biasanya memiliki kapasitas untuk mengembangkan ketertarikan yang besar. Temukan dan tingkatkan antusiasmenya.
Berikan kesempatan bagi anak untuk mengenal berbagai macam kegiatan agar bisa memilih aktivitas yang menarik perhatian anak yang tertutup. Jika kita bisa menemukannya maka kita akan bisa mengembangkan kemampuan anak. Hal yang penting dalam menghadapi anak yang tertutup adalah menjadi ornag tua dengan pemikiran yang terbuka. Suatu kegiatan mungkin berhasil bagi sebagian besar anak namun belum tentu si kecil yang tertutup bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Jika anak kita pemalu atau tertutup maka jangan pernah membiarkan dia mendengar kita memanggilnya dengan label ini.
Memberikan label ‘si pemalu’ atau ‘tertutup’ jelas cara yang salah untuk menghadapi anak yang tertutup. Pelabelan ini justru akan membuat anak merasa bahwa kegugupan ini sebagai suatu hal yang tidak terbantahkan daripada sekedar suatu bentuk emosi yang bisa dia pelajari untuk dikontrol. Menghadapi anak yang tertutup akan jauh lebih sulit jika lingkungan dan orang sekitarnya juga ikut-ikutan melabeli dia.

Mencarikan teman yang aktif untuk si sulit bergaul
Di kelas para guru sering mengatur posisi tempat duduk anak. Anak yang pendiam duduk di antara anak yang banyak bicaranya. Atau pada saat main berdampingan atau kelompok, anak yang pendiam digabungkan dengan anak yang aktif agar bisa memotifasi anak yang pendiam.

Sering-sering mengajak anak pendiam bicara santai (ngobrol santai)
Di sela-sela waktu kita harus aktif mengajak anak bicara. Bicara tentang apa saja. Meskipun anak tidak menjawab, teruslah berusaha. Bertanya tentang kagiatan di rumah, tentang keluarga, makanan kesukaan dan sebagainya.
Mungkin awalnya cara ini tidak berhasil. Tapi kita harus melakukanya lagi dan lagi. Mencoba lagi dan lagi. Jika terlihat anak mulai mau tersenyum saat kita ajak bicara, maka itulah awal keberhasilan kita. Artinya anak itu mulai nyaman. Berhentilah berbicara sebelum anak bosan. Cobalah ajak bicara lagi di lain waktu mungkin dengan topik yang berbeda pula.

Selalu memberi motivasi
“Wah ternyata kamu bisa ya…..” , “boleh di coba lagi lho…..”. kalimat ini adalah salah satu  cara untuk memotifasi anak yang pendiam atau pasif dalam kegiatan di kelas agar mau melakukan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lakukan hal ini di setiap anak selesai melakukan tugas. Baik yang mudah sekalipun.
Teruslah memberikan motifasi dengan kata-kata dan kalimat positif lalu. Minta anak untuk mencoba lagi dan berikan pujian setelah anak menyelesaikan tugas yang kita berikan.

Memberikan hadiah
Tidak ada salahnya jika kita sesekali memberikan hadiah kepada anak setelah anak berhasil melakukan apa yang yang kita perintahkan. Hadiah yang kita tidak harus hadiah yang mahal. Sebuah kalimat pujian juga bisa memotifasi anak.
Sebaiknya kita tidak menjanjikan hadiah kepada anak sebelum anak menyelesaikan tugas. Berikan hadiah setelah anak menyelesaikan tugas tanpa menjanjikan sebelumnya.

Orangtua boleh sering mengajak anak main di tempat umum atau rumah saudara
Mengajak anak bermain di tempat umum, seperti ke tamankota, berkunjung ke rumah saudara, tetangga atau teman sekolah, adalah salah satu cara  agar anak terbiasa dengan tempat baru, teman baru dan lingkungan baru yang pasti berbeda dengan lingkungan di rumah. Di tempat baru, anak akan banyak belajar. Belajar bagaimana berinteraksi dan beradaptasi dengan teman dan tempat baru. Jika anak sudah tebiasa dengan tempat dan teman baru mulai sejak kecil, maka akan menjadi anak yang lebih mudah beradaptasi di mana saja. Tidak butuh waktu yang lama untuk anak dalam mencari teman baru.

Sering mengajak anak melakukan kegiatan fisik
Melakukan kegiatan fisik bersama anak, selain bisa menstimulasi motoriknya, juga bisa membuat anak lebih percaya diri. Jika anak menjadi pendiam karena kurang percaya diri, cara ini bisa kita lakukan. kita bisa melakukan kegiatan fisik baik di rumah atau di tempat umum. Seperti di taman atau tempat umum lainnya. Beberapa kegiatan fisik yang bisa kita coba di antaranya yaitu, bermain sepeda, bermain bola, atau permainan lain yang membutuhkan tim untuk melakukannya. Yang pasti kegiatan tidak di lakukan hanya sendiri atau berdua saja, karena akan lebih baik jika dilakukan bersama-sama dengan teman sebaya, teman sekolah, saudara atau tetangga.

Source : Berbagai Sumber 

Komentar

Postingan Populer