Creative Parenting : Fakta Tentang Ayah...
Peran Ayah &
Perkembangan sosial-emosional
- Keterlibatan ayah sejak dini pada masa-masa penting perkembangan anak adalah sumber keamanan emosional bagi anak. Perlakuan ayah yang penuh cinta pada bayi sangat berkontribusi pada rasa aman pada anak. (Rosenberg & Wilcox, 2006).
- Ketika ayah mengenali respon emosi anak dan membantu mereka menyelesaikannya dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem-solving approach), anak-anak akan memiliki nilai tes Kecerdasan Emosi (EQ) yang tinggi (Civitas, 2001).
- Ayah yang mengisi waktu berkualitas bersama anak meningkatkan kenyamanan-diri, kepercayaan diri, kompetensi sosial dan keterampilan sosial anak (Amato, 1994).
- Anak yang memiliki hubungan dekat bersama ayahnya memiliki kenyamanan-diri (self-esteem) yang lebih tinggi dan memiliki kecenderungan lebih sedikit merasa depresi (Dubowitz et al, 2001).
- Keterlibatan ayah dalam kehidupan anak-anak sebelum usia 7 dapat memberikan perlindungan psikologis terhadap ketidakmampuan menyesuaikan diri ketika mereka menjalani masa remaja (Flouri & Buchanan, 2002).
Peran Ayah &
Perkembangan Kecerdasan Anak
- Sejumlah studi menunjukkan bahwa ayah yang terlibat, mengasuh, dan bercanda dengan bayi-bayi mereka memiliki anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi, serta kapasitas bahasa dan kognitif yang lebih baik (Pruett, 2000).
- Pengasuhan ayah lebih cenderung mempromosikan kemandirian dan eksplorasi anak mereka dunia luar daripada ibu (Rosenberg & Wilcox, 2006).
- Ayah lebih sering menemukan cara-cara baru dan tak terduga untuk bermain dengan mainan akrab, yang memperluas cakrawala kreatif anak mereka (Ladd, 2000).
Peran Ayah &
Perkembangan Motorik Anak
- Bayi enam bulan yang memiliki ayah yang terlibat dalam pengasuhannya memiliki nilai lebih baik dalam perkembangan motoriknya (Gestwicki, 2010).
- Ayah memiliki kecenderungan melakukan permainan one-on-one, keras dan “kasar” yang dapat mendukung perkembangan motorik anak dan memberikan kesempatan pada anak mengeksplorasi hal-hal yang bisa dilakukan tubuh mereka dan membantu mereka mengatur emosi saat terlibat dalam interaksi fisik impulsif (Rosenberg & Wilcox, 2006).
Sumber: http://www.parentsasteachers.org/
Komentar
Posting Komentar