Creative Parenting : 5 Langkah Ampuh Atasi Keluhan Anak Terhadap Guru di Sekolah.


Hampir setengah hari-hari anak dihabiskan dengan kegaiatan di sekolah bersama teman-temannya dan juga guru. Banyak hal yang anak ceritakan kepada orang tuanya mengenai kehidupannya selama di sekolah. Guru menjadi topik yang mungkin paling sering ditanyakan orang tua perihal proses kegiatan belajar si anak di sekolah. Sudah pasti, anak-anak dengan polos dan jujurnya akan mengatakan hal yang mereka sukai dan tidak mereka sukai tentang guru mereka. Lalu bagaimana menanggapi si kecil yang bergumam dengan guru mereka? Berikut tipsnya.

Langkah 1: Menjadi Reporter
Sering kali anak-anak melontarkan aduan yang tak jelas seperti, “Gurunya jahat!” Tugas Anda adalah mencari tahu makna sesungguhnya. Prof. Susan Etheredge dari Studi Anak dan Pendidikan di Smith College menjuluki proses ini ‘mengupas’ rahasia di balik ucapan anak. Galilah sebanyak mungkin detail. Cari tahu, “Apa persisnya maksud pak/bu guru? Apa yang sedang terjadi di kelas ketika guru kamu mengatakannya?” (tanyakan dengan santai, agar anak tidak terpancing emosinya atau melebih-lebihkan). Bisa saja anak menuduh gurunya ‘jahat’ karena “Aku disuruh mengerjakan PR” – jika benar demikian, jelaskanlah bahwa memang itu perilaku yang diharapkan di sekolah; hal-hal yang wajar di mata kita, bisa tampak berbeda di mata anak usia 6 atau 7 tahun. Hal yang seharusnya Anda lakukan bukanlah mengorek ‘kebenaran’ saja, tetapi mencoba melihat kasusnya dari mata seorang anak.

Langkah 2: Menjadi Pengacara
Katakan kepada anak Anda, Anda akan menuliskan semua keluhannya dan berbicara kepada guru di sekolah (beri kesempatan pada guru tersebut untuk melengkapi aduan anak dari perspektifnya – anak kecil tidak selalu bisa mengingat detail dengan mudah). Ada beberapa sebab Anda wajib melakukannya: dengan demikian anak tahu, Anda peduli pada peristiwa ini dan keluhannya didengar. Tetapi di sisi lain, ia juga harus paham, Anda tidak akan lantas berderap ke sekolah dan membuat ‘drama’ untuk menuntaskan masalah ini. Coba katakan kepadanya, “Mama dan papa akan bicara dengan guru untuk mencari tahu penyebab rasa tidak enak yang kamu alami” – dan jangan berkata, “Wah, kenapa gurunya begitu?” Untuk anak yang sudah lebih besar, sebaiknya Anda berikan jalan baginya untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Berikan saran yang memandirikan anak, misalnya untuk menemui gurunya seusai kelas dan berbagi hal yang ia rasakan.

Langkah 3: Menjadi Diplomat
Jika Anda memutuskan untuk bicara langsung dengan guru tersebut, buatlah janji temu khusus (jangan sembari mengantar atau menjemput anak), dan tempatkan diri Anda sebagai seseorang yang mencari pemecahan sebuah masalah. Menurut Prof. Etheredge, menggunakan bahasa yang terbuka sangatlah penting. “Ada persoalan dengan anak saya yang kurang saya pahami, bisakah bapak/ibu membantu saya? Moga-moga kita bisa mencari solusi terbaik untuk putra saya,” misalnya. Setelah itu Anda bisa memaparkan semua hal yang diadukan anak Anda dan gunakan kosakatanya yang khas anak-anak, sesering mungkin. “Hal ini akan membantu mendinginkan suasana,” ujar Etheredge.

Langkah 4: Menjadi Pengadu
Jika Anda menemui jalan buntu dengan seorang guru meski sudah berkomunikasi beberapa kali, ada dua pilihan: abaikan dan biarkan anak belajar pahitnya hidup atau pergi temui ‘bos’nya guru. Taktik pertama bisa jadi merupakan hal yang baik untuk anak Anda. “Pada kenyataannya, mayoritas anak akan baik-baik saja, bahkan meskipun ia tidak menyukai gurunya,” ujar Etheredge. Anda juga bisa menjelaskan bahwa gurunya punya karakter yang berbeda dari yang biasa ia temui, dan itu menjadi tantangan akademis yang harus dilakui. Hal ini menjadi pelajaran berharga untuknya: ia harus bisa bekerja sama dengan berbagai tipe manusia. Namun, bila kejadian-kejadian di kelas membuat anak Anda benci sekolah, jangan berpikir dua kali untuk melesat ke kantor kepala sekolah atau siapapun yang menjadi atasan guru tersebut. Paparkan langkah-langkah yang telah Anda lakukan pada sang kepala sekolah dan jangan lupa, “Tetap ceritakan dengan sudut pandang anak Anda,” ujar Prof. Etheredge.

Langkah 5: Bermain Keras!
Jika Anda mencurigai seorang guru melampiaskan frustrasinya pada murid-murid, maka setelah berdiskusi dengan kepala sekolah, pastikan padanya dengan tenang tapi tegas, bahwa Anda tidak akan mengabaikan hal ini. Jurus terakhir yang bisa Anda lakukan, minta pergantian kelas. Lantas ketika persoalan serupa terulang tahun demi tahun, dan Anda telah melakukan upaya optimal untuk menolong anak Anda, berarti jelas sekolahnya yang salah.

Sumber: parenting.co.id

Komentar

Postingan Populer