Creative Parenting : Mengapa anak butuh belajar mengerjakan tugas-tugas rumah tangga?
Orangtua
masa kini kerap mendorong anak-anaknya agar mengerjakan sesuatu yang berharga
supaya dapat membantu mereka meraih keberhasilan. Akan tetapi, ada satu hal
yang kerap diabaikan oleh orangtua padahal hal tersebut mampu memprediksi
kesuksesan seorang anak, yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof. Marty Rossmann dari Univesitas
Minesota, membimbing anak sejak dini mengerjakan pekerjaan rumah tangga mampu
membantu anak membangun keterampilan, tanggung jawab serta kemandirian yang
bersifat permanen. Prof. Rossmann menganalisa data yang melibatakan 85 orang
anak dari tiga periode yang berbeda (Prasekolah, usia 10-15 tahun dan
pertengahan usia 20an). Dari hasil penelitian tersebut, Rossman menemukan fakta
bahwa orang dewasa yang yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sejak
dia berusia 4 tahun atau lebih, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman yang pada akhirnya sangat mendukung bagi pencapaian kesuksesan
karier akademik dan awal menjadi mandiri secara finansial.
Pekerjaan
rumah tangga juga mengajarkan anak bagaimana bersikap empati dan responsif
terhadap orang lain yang membutuhkan. Seorang psikiater, Richard Weissbourd,
dalam penelitian yang pernah dia publikasikan, mensurvei sekitar 10,000 anak
usia SMA dan meminta mereka untuk menyebutkan hal-hal apa saja yang paling
penting dalam kehidupan ini, seperti: Pencapaian, kebahagiaan atau kepedulian
terhadap orang lain. Hasilnya, ternyata sekitar 80% dari mereka lebih memilih
pencapaian atau kebahagiaan daripada kepedulian terhadap orang lain.
Hal
ini tentu saja tidak seimbang ujar Weissbourd. Oleh sebab itu, berikut adalah
beberapa cara terbaik untuk memotivasi anak agar mereka semakin giat
mengerjakan tugas-tugas rumah tangga dengan cara yang tepat.
1.
Berhati-hatilah dengan ucapan Anda
Dalam
jurnal pengembangan anak usia 3 dan 6 tahun, para peneliti di Amerika menemukan
fakta bahwa mengucapkan kata "terima kasih" kepada anak karena telah
menolong, secara signifikan mampu meningkatkan keinginan mereka untuk lebih
terlibat dalam urusan rumah tangga. Umumnya mereka termotivasi karena apa yang
telah mereka lakukan sangat dihargai, sehingga mereka akan berusaha untuk
semakin menciptakan kesan positif sebagai orang yang suka membantu.
2.
Jadwalkan waktu untuk mengerjakan tugas rumah tangga
Tulis
tugas masing-masing anak di kalender atau di buku harian mereka untuk menjaga
konsistensi.
3.
Kerjakan tugas dari hal yang paling kecil
Seperti
sebuah permainan video game, mulailah mengerjakan tugas dari hal-hal yang
ringan dulu. Dampingi serta beri petunjuk bagaimana mereka harus memulai agar
apa yang mereka kerjakan sesuai dengan apa yang Anda harapkan.
4.
Sebutkan apa saja tugas-tugas penting
Untuk
membangun perilaku empati tugas-tugas harus dikerjakan secara rutin dan fokus
pada kepentingan keluarga seperti membersihkan debu di ruang tamu, merapihkan
tempat tidur atau mencuci piring. Psikolog menambahkan bahwa dengan melibatkan
anak-anak dalam memilih tugas, membuat mereka lebih mungkin untuk makin terlibat
dalam urusan rumah tangga.
5.
Bicarakan tugas-tugas yang berbeda
Agar
semakin tercipta kerja sama yang baik, alih-aliah mengatakan "Kerjakan
tugasmu", Weissbourd menyarankan supaya mengatakan, "Mari kita
kerjakan tugas kita." Cara ini akan mampu menyadarkan anak bahwa tugas
yang ada bukanlah sekedar tugas, tetapi adalah sebuah cara bagaimana kita bisa
melayani orang lain.
6.
Jadilah fleksibel
Jangan
gunakan tugas rumah tangga sebagai sesuatu mengikat yang harus dikerjakan.
Ketika anak-anak tidak bersedia mengerjakannya, jangan pernah melakukan ancaman
bahkan memberikan hukuman kepada mereka. Sebaiknya, bicarakan apa yang menjadi
kendala sehingga mereka enggan mengerjakan bagiannya. Lebih baik, tunjukkan
teladan Anda agar apa yang Anda lakukan mampu menyadarakan anak dan memotivasi
mereka kembali.
Source : Keluarga.com
Komentar
Posting Komentar