Creative Parenting : Stop Kekerasan Anak!
Kita memang manusia biasa yang tidak lepas dari
berbagai emosi, stres, dan rasa marah. Tapi, kekerasan, apa pun alasannya,
tidak boleh dilakukan terhadap anak. Apa yang sebaiknya kita lakukan agar tidak
melakukan kekerasan terhadap anak?
Jadi orang tua profesional
Kalau menjadikan peran orang tua sebagai profesi, kita
memiliki perencanaan, program, peningkatan kualitas, dan peningkatan karier. Jadi,
kita akan melakukannya dengan tanggung jawab dan kesadaran untuk melakukan
peningkatan.
Lakukan dialog terus menerus dengan anak
Ketimbang memaksakan kehendak kita yang bisa berakhir
pada tindak kekerasan pada anak, sebaiknya gali potensinya, dengarkan
pendapatnya, sehingga ditemukan minat, bakat, dan tipe kecerdasannya. Catat
semua perkembangan anak, lakukan analisis. Semua informasi ini menjadi bahan
diskusi keluarga bersama anak. Salah satu hak dasar anak adalah berpartisipasi
dan didengar pendapatnya.
Kelola amarah Anda
Ketika muncul rasa marah, jangan meledakkannya di depan
anak. Menjauhlah dari anak, ledakkan di luar dengan kegiatan-kegiatan lain yang
lebih berguna, seperti olahraga. Bahkan, menyanyi, mencuci piring, menata
lemari buku bisa menyalurkan amarah kita. Anak boleh tahu, kok, orang tuanya
sedang marah. Tapi lebih penting lagi mereka tahu bagaimana mengelola amarah
dengan baik dan tidak merusak suasana lewat contoh. Ingat, dengan membentak
saja, sel-sel saraf anak sudah banyak mengalami gangguan.
Move on!
Kalau kekerasan adalah cara orang tua mendidik Anda,
percayalah, itu cara yang tidak boleh Anda terapkan terhadap anak. Kekerasan
bukan cara efektif mendidik anak, merusak mental anak, merusak hubungan Anda
dengan anak, rentan menjadi kekerasan lebih hebat.
Kekerasan adalah masa lalu Anda
Cari informasi-informasi terkini tentang pendidikan dan
pengasuhan anak. Ini agar Anda tahu ada
cara-cara yang lebih baik untuk mendidik anak. Only when we know better, we do
better.
Gunakan Tindakan Baik Tapi Tegas
Situasi frustasi yang membuat orangtua cenderung
memukul adalah ketika anak tak mau mendengarkan walaupun kita sudah
berkali-kali memintanya. Akhirnya, kita tak sabar dan memukul anak kita dengan
tujuan agar anak kita berperilaku yang tepat. Solusi lain untuk situasi seperti
ini adalah, sejajarkan sikap tubuh kita dengan anak kita (dengan menekuk kaki
misalnya atau berjongkok), buat kontak mata, sentuh anak secara lembut dan
katakan kepadanya dengan ungkapan baik tapi tegas apa yang kita inginkan dari anak
kita lakukan. Sebagai contoh : "Ayah/bunda minta kamu bermain secara
tenang ya…Ayah/Bunda sedang bekerja!"
Beri Pilihan
Memberi anak pilihan termasuk alternatif yang baik
ketimbang memukul. Jika anak kita memainkan makanan di meja makan, tanyakan
"Kamu lebih suka berhenti bermain dengan makanan atau lebih suka
tinggalkan meja makan?" Jika anak masih terus bermain dengan makanan,
gunakan tindakan tegas tapi baik dengan membantu anak turun dari kursi dan
meninggalkan meja. Katakan kepadanya, dia bisa kembali ke meja jika sudah siap
makan tanpa memainkan makanan.
Gunakan Logika Konsekuensi
Konsekuensi secara logika terkait dengan perilaku yang
membantu mengajari anak tanggung jawab. Sebagai contoh, anak kita memecahkan
kaca jendela tetangga dan kita menghukumnya dengan memukulnya. Apa yang anak
kita pelajari dari situasi ini? Dia mungkin belajar tak akan melakukan hal ini lagi,
tapi dia juga belajar, bahwa dia harus menyembunyikan kesalahan-kesalahannya,
menyalahkan orang lain, berbohong atau hanya berusaha agar tidak ketahuan. Dia
mungkin juga memutuskan, bahwa dia buruk atau merasa marah dan balas dendam
pada orangtua yang memukulnya. Jika kita memukul untuk menghukumnya, tapi
apakah kita ingin anak kita baik karena takut atau karena respek kepada kita? Bandingkan
jika anak melakukan kesalahan seperti memecahkan kaca jendela tetangga dan kita
sebagai orangtua berkata, "Saya lihat kamu memecahkan kaca jendela bu joko
ya…?"Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki atau menggantinya?"
dengan suara yang tegas tapi baik. Maka anak kita berfikir mungkin dengan cara
memotong rumput halaman bu joko beberapa hari atau beberapa minggu, bisa juga
anak berfikir mencuci mobil bu joko dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Kesalahan adalah bagian yang tak terhindarkan dari hidup dan tidak terlalu
penting, bahwa dia melakukan kesalahan, tapi dia bertanggung jawab untuk
memperbaiki kesalahannya. Fokus bukan pada kesalahannya, akan tetapi
bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahannya.
Source : Berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar