Creative Entrepreneur : Hindari Hal Ini Agar Perusahaan Anda Tidak Mengalami Kebangkrutan
Punya
bisnis besar pasti tidak mau bangkrut. Namun pemilik bisnis seringkali lupa
bahwa hal-hal yang dianggap sepele bisa membuat bangkrut. Berikut
ini beberapa hal yang biasanya dianggap sepele namun bisa menjadi bom waktu
kebangruktan usaha Anda.
Melupakan
sejumlah hutang
Mendapatkan
bantuan modal dengan cara hutang merupakan sebuah alternatif agar para pemiliki
bisnis segera memiliki tambahan modal. Dengan adanya tambahan modal tentu saja
para pemilik bisnis bisa dengan segera melebarkan sayap bisnisnya. Berbagai
macam strategi bisnis pun segera mendapat suntikan dana segar untuk
menghasilkan banyak keuntungan tambahan. Namun, disaat mengambil hutang dari
beberapa lembaga keuangan namun Anda justru lupa untuk membayar lunas hutang
tersebut. Hal tersebut dikarenakan para pemilik bisnis yang berhutang biasanya
menunda-nunda pembayaran hingga lunas. Padahal, hutang tersebut akan menjadi
beban tersendiri bagi keuangan perusahaan. Pasalnya, semakin lama hutang yang
tak berbayar akan membuat bunganya juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu,
Anda yang saat ini memiliki hutang maka sebaiknya segera lunasi hutang
tersebut.
Pengeluaran
lebih besar daripada pemasukan
Sudah
bisa diprediksi bahwa pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan bisa
menyebabkan kebangkrutan. Besarnya pengeluaran yang melebihi pemasukan biasanya
terjadi pada awal beridirinya sebuah usaha. Hal ini merupakan hal yang wajar
dan sering terjadi pada awal beridirinya sebuah usaha, tetapi berhati-hatilah
ketika ini terjadi terus menerus apalagi saat bisnis Anda telah berjalan.
Atur
keuangan bisnis dengan baik dan buatlah buku laporan keuangan. Selalu lakukan
pemerikasaan berkala pada buku laporan keuangan tersebut dan pastikan semua
catatan pengeluaran rasional atau masuk akal. Bila terjadi kejanggalan tanyakan
pada pembuat laporan dan usut hingga tuntas.
Lebih
mudah untuk melakukan pemeriksaan setiap akhir bulan agar jika terjadi keanehan
dalam laporan tersebut lebih mudah untuk diperiksa. Tetapi, jika terlalu sulit
untuk dilakukan Anda juga bisa melakukan pemerikasaan setiap 3 bulan, 4 bulan,
6 bulan ataupun setiap akhir tahun.
Tidak
mampu menangkap kebutuhan konsumen
Tidak
mampu menangkap kebutuhan konsumen mungkin merupakan salah satu faktor yang
jika diabaikan dapat berakibat fatal. Seperti yang kita tahu, banyak yang
berpendapat bahwa konsumen adalah raja. Perumpamaan ini tentu saja tidak dibuat
tanpa alasan. Sebagai sebuah perusahaan, tujuan yang harus dicapai selain
tentunya mendapatkan keuntungan adalah melayani para konsumen. Kita harus
memanjakan konsumen dengan cara mengetahui kebutuhannya, melayani konsumen
sebaik-baiknya, mendengarkan aspirasi, kritik, dan sarannya, serta terus mengembangkan
dan mencari cara untuk membuat konsumen menjadi setia dengan produk kita.
Apabila melewatkan satu langkah saja, konsumen bisa jadi berhenti menggunakan
produk dari Anda. Sekali saja melakukan kesalahan seperti tidak dapat menangkap
kebutuhan konsumen, hal ini akan menjadi keuntungan bagi perusahaan kompetitor
Anda karena kemungkinan besar konsumen akan pergi dan beralih ke perusahaan
lain. Jadi, daripada harus melihat konsumen pergi ke lain pihak, lebih baik
Anda melakukan usaha terbaik demi mempertahankan konsumen, terutama yang sudah
menjadi pelanggan setia.
Salah
memilih rekan bisnis
Kesalahan
dalam memilih rekan bisnis juga bisa menjadi penyebab kebangkrutan. Memilih
rekan bisnis untuk diajak bekerja sama harus dilakukan secara selektif. Kenalilah
betul rekan bisnis yang akan bekerjasama dengan anda. Periksa profil dan latar
belakang orang atau perusahaan. Bila perlu tanyakan pengalaman kerjasama pada
pihak yang pernah menjalin hubungan kerja dengan orang tersebut. Anda bisa
berkenalan terlebih dahulu sebelum bekerjasama, dan kenali kepribadian orang
yang mewakili. Atur pertemuan singkat diluar jam kerja, seperti makan siang
bersama atau main golf di hari libur.
Mengenali
rekan kerjasama bisnis adalah hal yang penting untuk dilakukan untuk mencegah
Anda terjebak dalam kerjasama bisnis yang merugikan. Karena ketika kerjasama
sudah terjalin maka akan susah lepas dari kerjasama tersebut.Selain mengamati
profil rekan kerja, diperlukan juga ketelitian dalam membuat kontrak kerja.
Baca dan cermatilah dengan seksama isi dari perjanjian sebelum menandatangani
kontrak.
Ketakutan
yang berlebihan
Ketakutan
akan bangkrut, ketakutan akan rugi, ketakutan akan tidak dapatnya melayani
konsumen, ketakutan akan ketidakmampuan
mengatasi masalah yang terjadi, semuanya itu wajar asal masih dalam porsinya
masing-masing. Rasa takut akan membuat Anda menjadi lebih siaga dan bersikap
prefentif. Namun, apabila ketakutan itu sudah melebihi batas normal, Anda harus
mulai waspada karena ketakutan akan membawa kehancuran itu sendiri. Ketika takut secara berlebihan, Anda juga
akan menjadi ragu untuk mengambil resiko dan akibatnya Anda akan membuang semua
kesempatan yang pada awalnya terlihat di
depan mata. Anda akan menjadi pesimis dan hanya melihat sisi negatif dari
hal-hal yang ada. Anda akan lebih sering mempertimbangkan resiko daripada
melihat seberapa besar peluang yang ada. Hal ini tentu berbahaya karena
kebanyakan kesempatan tidak datang dua kali. Anda juga dapat menjadi orang yang
dipertanyakan kredibilitasnya apabila terus terjebak di dalam ketakutan yang
berlebihan. Bahkan, Anda bisa saja tanpa sadar membuat peraturan-peraturan aneh
untuk pegawai-pegawai yang sebenarnya tidak perlu. Hal seperti ini akan membuat
pegawai tidak lagi segan dan hormat kepada Anda. Apabila Anda masih tidak bisa
mengatasi rasa takut yang berlebihan itu, mungkin lebih baik berhenti menjadi
pengusaha dan mencari orang lain yang dapat mengisi posisi Anda tersebut.
Berhenti
melakukan inovasi
Apakah
Anda pernah mendengar bagaimana Kodak, perusahaan yang menjadi pelopor kamera
di Amerika Serikat, jatuh bangkrut? Perusahaan legendaris ini mengajukan
perlindungan pailit sebagai akibat tidak mampunya mengikuti era digital. Kodak
tidak lagi bisa menarik perhatian konsumennya karena kalah dengan perusahaan-perusahaan
lain yang memproduksi kamera digital. Ironis, bukan? Anda, sebagai seorang
pengusaha, tentu tidak perlu mengalami hal yang sama. Inovasi merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk yang
dijual lama kelamaan akan menjadi membosankan bagi masyarakat yang menjadi
target pasar Anda. Perusahaan-perusahaan besar, mulai dari perusahaan mobil,
minuman, makanan, hingga barang elektronik secara rutin melakukan inovasi dan
menghasilkan produk-produk baru. Produk baru akan selalu mengundang perhatian
dan minat dari konsumen di luar sana. Apabila perusahaan bergerak di bidang
jasa, Anda tetap dapat melakukan inovasi seperti menambah pilihan-pilihan
pelayanan yang dapat membuat konsumen merasa senang.
Kurang
mengamati pergerakan kompetitor
Kurang
mengamati pergerakan dari kompetitor akan menyebabkan Anda kalah bersaing dan
tertinggal jauh di belakang. Anda harus tetap memperhatikan langkah-langkah
yang dilakukan oleh kompetitor. Apabila kompetitor meluncurkan berbagai
strategi marketing yang ternyata sukses besar, Anda tidak boleh kalah. Anda
harus segera menyusun strategi baru yang dapat membuat perhatian konsumen
kembali beralih kepada perusahaan Anda. Dengan begitu, paling tidak posisi Anda
akan seimbang dengan kompetitor. Namun, bayangkan apabila Anda lengah dan tidak
mengamati segala bentuk pergerakan kompetitor? Anda akan seperti ketinggalan
zaman. Anda hanya akan jalan di tempat sementara kompetitor sudah berlari
meninggalkan garis start.
Banyak
mengerjar peluang bisnis
Sebuah
pepatah mengatakan bahwa kesempatan emas tidak akan pernah datang untuk yang
kedua kalinya. Hal ini yang kemudian menjadi dasar bagi seorang pebisnis meraih
kesuksesan dengan mengambil semua peluang emas yang ada. Padahal, tanpa adanya
fokus dalam mengerjakan peluang emas tersebut justru akan menjadi berantakan.
Pekerjaan tak akan pernah selesai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda tetap fokus pada target-target bisnis yang
sudah ditetapkan. Sekalipun melewatkan peluang emas, bukan berarti Anda harus
mengalami kegagalan karena hasil pekerjaan yang tidak optimal. Dengan
menjalankan bisnis sesuai target maka Anda bisa mencapai hasil yang maksimal.
Itulah
beberapa hal yang akan membuat Anda semakin waspada dalam menjalankan bisnis.
Harapannya, Anda bisa menjalankan bisnis dengan baik dan terhindar dari
kebangkrutan.
Source : Berbagai Sumber
Komentar
Posting Komentar