Creative Parenting : Si Kecil Mudah Bergaul? Bisa Mom. Ini Triknya
Orang tua memiliki
peran besar dalam pembentukan karakter anak, terkait cara ia berkenalan dan
berhubungan dengan teman. Anak dengan kemampuan sosial yang baik biasanya
berkarakter penyayang, senang berbagi, punya daya empati, ringan tangan, bisa
bekerja sama, dan memiliki kemampuan interpersonal yang bagus. Mereka juga
mempunyai kemampuan verbal dan cara bercakap-cakap yang menarik.
Lalu
bagaimana dengan anak dengan kemampuan sosial berbeda?
Jika anak masih menunjukkan
tanda-tanda tidak suka bergaul, pemalu, dan belum berani berkenalan dengan
orang baru, tak perlu terlalu khawatir, sebab kemampuan bergaul ini memang
membutuhkan latihan terus-menerus dan bisa lebih dioptimalkan lagi. Agar anak menjadi
pribadi yang mudah bergaul, Anda bisa mengajarinya dengan cara:
1. Menjadi perantara yang menghubungkan anak dengan teman-temannya. Misalnya, menemani anak ke taman bermain atau mengantar ke rumah teman.
2. Mengajari anak agar mau berbagi, dapat dimulai dengan berbagi mainan dengan adik. Apabila anak masih mau memainkan mainan yang diinginkan adik, beri anak waktu untuk memainkannya dengan batasan waktu yang jelas, misalnya, “Sampai jarum panjang di jam menunjukkan angka 10, ya.”
3. Melakukan aktivitas permainan yang melibatkan aturan bersama dengan anak, misalnya bermain ular tangga, congklak, dan sebagainya.
4. Membacakan buku cerita tentang pertemanan. Memuji anak ketika mau memulai perkenalan dengan teman baru, mampu mengatasi rasa malu dan takut yang berlebihan, atau masalah yang muncul dengan teman, misalnya berebut mainan.
5. Bermain peran atau boneka, dengan menggambarkan situasi ketika anak masuk ke lingkungan yang baru. Anda bisa menuturkan langkah-langkah tentang cara berkenalan dengan orang baru, dan ketika menghadapi situasi dinakali oleh teman, misalnya.
6. Beri kesempatan kepada anak main di luar dengan teman-temannya di sekitar rumah, playdate di akhir pekan, menghadiri ulang tahun anak teman Anda, atau mengunjungi saudara yang memiliki anak seumuran dengannya.
7. Tidak terlalu menekan anak. Untuk anak seusianya, ia masih belajar cara mengendalikan emosi, bekerja sama, dan mengungkapkan perasaannya. Ketika menemukan anak menarik diri dari temannya, orang tua tak perlu terlalu ikut campur lalu menekan anak dengan berbagai pertanyaan dan memaksanya untuk melakukan kemauan kita. Kadang kala, ia butuh waktu untuk sendiri.
8. Membatasi waktu bermain gadget.
1. Menjadi perantara yang menghubungkan anak dengan teman-temannya. Misalnya, menemani anak ke taman bermain atau mengantar ke rumah teman.
2. Mengajari anak agar mau berbagi, dapat dimulai dengan berbagi mainan dengan adik. Apabila anak masih mau memainkan mainan yang diinginkan adik, beri anak waktu untuk memainkannya dengan batasan waktu yang jelas, misalnya, “Sampai jarum panjang di jam menunjukkan angka 10, ya.”
3. Melakukan aktivitas permainan yang melibatkan aturan bersama dengan anak, misalnya bermain ular tangga, congklak, dan sebagainya.
4. Membacakan buku cerita tentang pertemanan. Memuji anak ketika mau memulai perkenalan dengan teman baru, mampu mengatasi rasa malu dan takut yang berlebihan, atau masalah yang muncul dengan teman, misalnya berebut mainan.
5. Bermain peran atau boneka, dengan menggambarkan situasi ketika anak masuk ke lingkungan yang baru. Anda bisa menuturkan langkah-langkah tentang cara berkenalan dengan orang baru, dan ketika menghadapi situasi dinakali oleh teman, misalnya.
6. Beri kesempatan kepada anak main di luar dengan teman-temannya di sekitar rumah, playdate di akhir pekan, menghadiri ulang tahun anak teman Anda, atau mengunjungi saudara yang memiliki anak seumuran dengannya.
7. Tidak terlalu menekan anak. Untuk anak seusianya, ia masih belajar cara mengendalikan emosi, bekerja sama, dan mengungkapkan perasaannya. Ketika menemukan anak menarik diri dari temannya, orang tua tak perlu terlalu ikut campur lalu menekan anak dengan berbagai pertanyaan dan memaksanya untuk melakukan kemauan kita. Kadang kala, ia butuh waktu untuk sendiri.
8. Membatasi waktu bermain gadget.
Sumber : parenting.co.id
Komentar
Posting Komentar