Creative Parenting : Mengajarkan Anak Mengenai Perbedaan
1.
Memberikan
Contoh kepada Anak
Cara
yang pertama dalam mengajari anak dalam menghargai perbedaan ialah dengan
memberikan contoh. Salah satu sifat anak-anak adalah meniru apa-apa yang mereka
lihat dan dengar dari orang dewasa di dekatnya, yakni orang tua dan itu adalah
cermin yang dilihat dan akan dipraktekkan oleh anak-anak dalam perilakunya.
Maka memberikan pemahaman mengenai norma-norma sosial dalam keanekaragaman
dalam berinteraksi sosial, akan lebih efektif bilamana kita bisa
memberikan contoh kepada anak tentang bagaimana cara menghargai orang lain.
2.
Mengkondisikan
Anak Untuk Memiliki Banyak Teman
Secara
umum sebuah perbedaan dapat menjadi salah satu akar dari terciptanya
permusuhan, hal ini disebabkan karena mereka belum mengerti akan hakikat dari
perbedaan. Jika kita ingin memiliki anak yang dapat berperan aktif dalam
menghargai perbedaan maka ada baiknya jika kita mengkondisikan anak untuk
memiliki banyak teman yang berbeda-beda: usia, sekolah, suku, agama, bahasa,
baik disekolah ataupun di lingkungan rumah.
3.
Memberikan
Pemahaman Tentang Manfaat Menghargai Perbedaan
Memberikan
pemahaman tentang manfaat menghargai perbedaan melalui penjelasan lisan juga
diperlukan karena tak jarang anak-anak suka bertanya kenapa sih berteman juga
dengan orang beda suku, beda agama atau hal-hal beda lainnya. Biasanya sifat fanatisme yang mulai muncul pada
anak-anak kadang dilatarbelakangi oleh pemahaman yang subyektif, entah itu
hasil dari menerima penjelasan di sekolah atau melihat televisi. Untuk itu, pilihan agama itu merupakan hak asasi dan
kita harus bisa memedomani: Agamamu adalah agamamu, Agamaku adalah agamaku,
yang penting kita sesama manusia saling bersikap baik dan tidak menggangu
urusan orang lain selama tidak melanggar norma-norma sosial yang berlaku.
4.
Komitment
untuk Menerapkan Sikap Hormat/menghargai perbedaan
Bilamana
tiga point di atas sudah diimplementasikan, dan suatu ketika mendapati anak
yang bersikap kurang menghargai temannya karena perbedaan tertentu, sebaiknya
juga tidak langsung memarahinya, apalagi jika masih ada teman-temanya. Kita
memang tidak boleh mentolelir sikap anak yang tidak menghargai perbedaan
pada orang lain dan tidak hormat kepada orang tua, tapi akan lebih bijak jika
dilakukan dengan skenario yang lebih friendly. Semisal, ajak anak
untuk pulang dulu, biar mandi atau makan dulu, baru deh di ajak ngomong atau
ditanyain apa dan kenapa dia tadi bersikap yang “out of the range”. Intinya,
cari tahu dulu alasannya dan dengarkan penjelasannya. Dan jika memang some
thing yang dia lakukan tersebut karena perwujudan sikap tidak suka semata
atau sejenisnya, ada pentingnya untuk memberikan sanksi yang relevan dan soft
tapi berkesan sehingga anak akan mengingatnya dengan baik dan mulai belajar
untuk berkomitmnet untuk Komitment untuk Menerapkan Sikap
Hormat/menghargai perbedaan.
5.
Mengajari
Anak Meminta Maaf
Orang
bilang, memaafkan adalah tindakan yang mulia.
Tapi juga perlu dipahami bila meminta maaf juga merupakan sikap gentlemen yang butuh keberanian luar biasa lhoh? Apalagi jika orang tua yang minta maaf pada anak-anaknya?
Tapi juga perlu dipahami bila meminta maaf juga merupakan sikap gentlemen yang butuh keberanian luar biasa lhoh? Apalagi jika orang tua yang minta maaf pada anak-anaknya?
Maka
mengajarkan anak untuk meminta maaf setiap mereka melakukan kesalahan, akan
lebih efektif bila orang tua juga tak enggan-enggan untuk meminta maaf
sekiranya melakukan kekhilafan. Hal ini dapat membuat mereka belajar bahwa
orang tua yang sudah kenyang dengan asam garam kehidupan lebih dulu dan lebih
banyak tapi masih suka rela minta maaf, apalagi bagi anak yang masih lebih
muda, masih sering labil dan galau terbawa emosi? Some how, anak akan belajar
untuk selalu introspeksi diri dan berusaha minta maaf any time kepada siapa saja bila enyadari akan
kekhilafannya.
Sumber : metroislam.com
Komentar
Posting Komentar