Creative Weekend : Nostalgia Dengan Permainan Tradisional
Hayo siapa yang masih suka bermain permainan tradisional? Atau kapan
terakhir kali bermain permainan tradisional? Seiring perkembangan zaman,
permainan tradisional seolah bergeser menjadi permainan yang tabu di telinga
anak-anak masa kini. Bagaimana tidak, perkembangan tekhnologi membuat anak-anak
sekarang lebih mengenal permainan game online di gadget milik mereka atau orang
tuanya. Bergesernya minat anak-anak sekarang
terhadap memilih permainan yang lebih modern dan elektronik dipicu juga oleh
keadaan ekonomi dan faktor lingkungan tempat tinggal.
Bermain game
online di tablet, aneka game di mal, dan game berbasis elektronik lebih dipilih
oleh anak sekarang ketimbang bermain bekel, gasing, petak umpet, perbentengan,
lompat tali, atau congklak. Kalau di pedesaan mungkin kita masih bisa melihat
anak bermain gasing, bekel dan permainan sejenisnya tetapi di perkotaan
pemandangan seperti itu sulit untuk ditemui lagi. Memperkenalkan permainan tradisional kepada anak artinya kita mengajarkan
kepada anak untuk mengetahui nilai nilai luhur yang dimiliki bangsa ini dan
menghargainya sebagai warisan bangsa. Padahal permainan tradisional
memiliki manfaat yang banyak untuk tumbuh kembang anak.
Berikut manfaat
dan pengaruhnya bagi perkembangan anak-anak kita yang wajib kita ketahui:
1. Anak belajar sportifitas
Melalui
permainan tradisional seperti congklak, anak belajar nilai sportif, di mana
anak belajar menerima kekalahannya atau kemenangan lawannya secara terbuka,
bermain secara jujur dan menghargai lawannya. Orangtua bisa memberi apresiasi
kepada anak terhadap pencapaian yang diperolehnya. Menang atau kalah bukan
menjadi tujuan sebuah permainan tetapi hargailah anak kita karena ia bisa
bersikap sportif.
2. Melatih kemampuan fisik anak
Permainan
modern sekarang ini jarang yang menguras tenaga. Permainan sekarang dibuat
lebih praktis dan simpel. Tidak sama dengan permaianan tradisional seperti
perbentengan, lompat tali yang membutuhkan banyak gerakan. Permaianan ini
sangat membantu motorik anak dalam melaraskannya dengan berkoordinasi dengan
anggota tubuh lainnya. Aktivitas ini sangat membantu perkembangan kecerdasan
kinestetik anak berhubungan dengan setiap gerakan gerakan anak .
3. Lebih bersosialisasi
Hampir semua
permainan tradisional menekankan kebersamaan. Tanpa lawan atau teman, anak
tidak bisa bermain suatu permainan. Itulah hebatnya permainan tradisional. Di
sini anak belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, tidak secara
individual, belajar menunggu giliran, belajar berbagi dan belajar jujur dalam
bermain.
4. Menggali kreativitas
Beberapa
permainan tradisonal seperti congklak dan membuat mobil-mobilan dari kulit
jeruk bali ternyata bisa mengasah kreativitas anak. Anak dilatih untuk menyusun
strategi permainan agar bisa menang atau menciptakan permainan permainan baru
dari bahan yang mudah ditemukan. Pada permainan tradisional, pemain dituntut
lebih kreatif membuat peraturan permainan sendiri.
5. Belajar arti dari saling bekerja sama
Hampir semua
permaianan tradisional dilakukan secara berkelompok. Pentingnya saling kerja
sama dan membantu tim dalam meraih kemenangan wajib dilakukan. Pada permainan
ini anak diajar agar tidak egois dan memberi kesempatan pada timnya agar sama
sama mempunyai kesempatan dalam bermain.
6. Meningkatkan kepercayaan diri anak
Rasa percaya
diri sangat dibutuhkan bagi setiap anak untuk masa depannya. Ketika memulai
untuk bermain, tidak ada satu pun anak yang berharap akan kalah duluan, melalui
permainan tradisional anak akan belajar mengeluarkan semua kemampuannya untuk
menang dan mengalahkan lawannya. Rasa percaya diri inilah yang menjadi bekalnya
kelak.
7. Belajar mengelola emosi
Pada saat
bermain, anak akan meluapkan emosinya dengan berteriak, tertawa, dan bergerak.
Keterampilan mengelola emosi secara tepat penting untuk dipelajari demi melatih
kecerdasan emosional anak.
8. Mengajari anak untuk menghargai prestasi orang lain
Dalam
beberapa permainan tradisional, anak dituntut untuk bisa menerima kekalahan tim
jika timnya kalah. Menghargai kemenangan tim lawan membuat anak belajar untuk
berbesar hati dan ikhlas.
9. Belajar bersikap demokratis
Pada
permainan tradisional, anak-anaklah yang menentukan syarat dan ketentuan dalam
bermain. Anak anak belajar berunding membuat keputusan siapa yang akan memulai
permainan pertama. Anak juga berunding dalam membagi kelompok bermain.
Sumber : berbagaisumber
Komentar
Posting Komentar